Senin, 11 Mei 2009

Jamur Tiram: Prospek Bisnis Olahan Jamur Tiram

Siang hari itu, meluncur dari Jawa Timur memasuki perbatasan dengan Jawa Tengah. Sesaat setelah melewati kota kecamatan Banaran, dipinggir jalan ada sebuah papan penunjuk kecil yang bertuliskan ”Tempat Budi Daya Jamur Tiram Pak Tafiv”. Panas-panas begini, minum es sambil ditemani keripik jamur tiram, pasti asyik. Tidak salah bila mampir sejenak ke tempat Budi Daya Jamur Tiram milik Tafiv, karena selain mengembangkan budidaya jamur tiram, ia juga melayani pengolahan jamur tiram menjadi berbagai aneka masakan.

Saat tiba, Pak Tavif menyambut dengan senyumnya yang khas. Bapak dua anak ini masih tetap ramah seperti dulu. Tampak di samping rumahnya, ada beberapa orang pekerja yang sedang membungkus serbuk gergaji, media untuk membudidayakan jamur tiram. Layaknya tuan rumah yang baik, Pak Tavif mempersilahkan duduk di kursi tamunya. Ia memang tidak membuka rumah makan, Namun setiap saat menu jamur tiram istimewa racikan istrinya bisa disajikan bila memesan terlebih dahulu

Sesaat kemudian istrinya menyuguhkan es teh yang telah dipesan. Mak nyes, nikmat rasanya, tenggorakan di guyur dengan teh dingin. Istri Tafiv dibantu dengan pembatu-pembatunya kemudian menyuguhkan berbagai menu masakan. Dalam sekejap diatas meja telah tertata berbagai macam menu masakan, ada sembilan menu kalau tidak salah. Sekilas tak tampak bila menu masakan yang ia sajikan berasal dari jamur. Dari aromanya bisa ditebak bila masakan ini pasti lezat. Aroma sedapnya membuat tak sabar untuk menyantapnya. Pilih yang mana ya? tangan ini secara reflek langsung mengambil salah satu menu, yakni keripik jamur, menu spesial Pak Tavif. Renyah dan gurih.

Salah satu menu lainnya, nampak dibungkus dengan daun pisang. Saat bungkusnya dibuka, langsung tercium aroma sedapnya. Saat disantap, lezatnya terasa mengigit di lidah. ”Yang ini namanya garang asem jamur” terang Tafiv. Cita rasanya, mirip dengan daging ayam. Yang jelas, bumbunya pas. ”Semua masakan ini tidak ada yang menggunakan vetsin atau bahan kimia lainnya, semua memakai bumbu tradisional, biar alami dan lebih baik bagi kesehatan” lanjutnya.

Ternyata, jamur tiram bisa dibuat menjadi berbagai menu sajian. Selain garang asem dan keripik, jamur bisa diolah menjadi gulai jamur, pepes, rica-rica, lumpia, bothok dan masih banyak lagi resep milik istri Tafiv. Untuk mengolah menjadi makanan yang lezat, istri Tafiv mempunyai resep khusus. ”Agar rasanya empuk dan gurih, sebelum di olah menjadi menu yang diinginkan, terlebih dahulu, jamu yang baru dipetik harus di cuci bersih dan dikukus” terang ibu dua anak ini.

Resep masakan jamur tiram miliknya telah disuguhkan ke berbagai tamu, termasuk tamu yang berkunjung ke Pemerintah Kabupaten Sragen. ”Sewaktu Pemkab kedatangan tamu dari Papua, kami juga mendapat pesanan menu-menu makanan yang berasal dari jamur untuk disuguhkan” ungkapnya. Menurutnya, ia telah beberapa kali mendapat pesanan dan Pemkab untuk membuatkan menu-menu masakan yang terbuat dari jamur tiram.

Tafiv tidak hanya menerima pesanan dari Pemkab Sragen saja, sering kali ia kewalahan menerima banyaknya pesanan, baik dari warga sekitar ataupun dari mana saja yang telah mengenal jamur miliknya. Harganya sangat murah bila dibandingkan dengan rasanya yang khas dan lezat. Untuk sebungkus garang asem jamur misalnya, ia jual seharga Rp.4.000. Sementara untuk sebungkus pepes dijual Rp. 3.000, Bothok Rp.2.000 ribu, lumpia Rp.1.500, rica-rica Rp. 2.000 dan untuk keripik jamur satu onsnya ia jual seharga Rp. 20.000,-.

Kini, ia berencana untuk mengembangkan terus usahanya. ”Karena kami sering kewalahan menerima banyaknya pesanan, kami akan berusaha mengembangkan terus budidaya jamur dan mungkin akan mengembangkan sampai produksi pengolahan makanan yang berasal dari jamur tiram” pungkasnya. Setelah puas dengan masakan jamur olahan istri Tavif, perjalanan dilanjutkan. Sepasang suami istri ini mengantar kepulangan dengan lambaian tangannya. (Hart – Humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar