Kamis, 26 Februari 2009

Jamur Tiram: Nilai jual Jamur Tiram

Selain lidah buaya yang kini telah menjadi ikon Pontianak, Kota Khatulistiwa juga mempunyai potensi agrobisnis lainnya yang juga memiliki prospektif dan nilai ekonomis tinggi untuk dikembangkan. Selamat datang calon trademark baru Kota Pontianak, jamur tiram khatulistiwa.

Ribuan baglog tersimpan berjejer di dalam sebuah ruangan. Ada sekitar lima baris. Satu baris tersimpan 480 baglog. Baglog yang berisi serbuk kayu itu tidak lagi berwarna cokelat. Sekujurnya telah berwarna putih.

Di ujung baglog itu tumbuh buah yang membesar dan bewarna putih. Seperti tiram. Umurnya sekitar 30 hari. Ya, itulah jamur tiram yang bahasa latinnnya disebut Pleurotus ostreatus.

Jamur-jamur tersebut siap dipanen. Sang petani, Wasis Krisnadi, memetiknya dengan tangan. Dia dibantu oleh dua pekerja lainnya. Setelah memanen jamur itu, ruangan tersebut disemprotnya dengan air hujan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kelembaban ruangan.

Kelembaban merupakan syarat mutlak dalam masa pemeliharaan jamur. Selama masa pemeliharaan suhu dan kelembaban harus berkisar 20-22 derajat celcius dan kelembaban 95-100% dengan cara pengembunan kumbung. Ada alat khusus yang bisa memantau kelembabab itu yang digantungkan Krisnadi di dalam ruangan.

Awalnya coba-coba

Pria yang pada 21 Oktober nanti genap berusia 26 tahun ini pada awalnya hanya bermodalkan coba-coba untuk mengembangkan jamur tiram ini. Alumnus Universitas Gajah Mada Fakultas Kehutanan ini dari awal memang berniat untuk mencari sesuatu yang baru untuk dikembangkan. Berwiraswasta dengan berbudidaya jamur menjadi pilihannya.

Sempat berhenti usaha pada pertengahan tahun 2007 lalu, kini Krisnadi mulai giat lagi membudidayakan jamur pada awal tahun 2008 hingga sekarang. Hasil budidayanya kini semakin terkenal. Beberapa restoran dan hotel mulai menjadi rekanannya. Jamur tiram yang dilabelinya bernama ‘Mushroom Prima Pontianak’ ini juga dijual di beberapa supermarket di kota ini.

Karena jumlah produksinya yang belum terlalu massal, pria lajang kelahiran Sambas ini mengaku kewalahan meerima pesanan jamur. “Ini peluang yang sangat bagus,” katanya.

Dibantu empat pekerja, Krisnadi menjalankan budi daya jamur tiram ini di Parit Pangeran Dalam, Jalan Budi Utomo Kecamatan Pontianak Utara. Ia juga mulai aktif mengikuti pameran-pameran di kota ini untuk lebih mengenalkan hasil budidayanya.

Kita masih dalam kapasitas kecil, belum besar,” katanya. Bagaimana dengan perhatian pemerintah untuk menunjang usahanya? Ia mengaku pernah sekali mendapatkan bantuan dari Pemprov Kalbar melalui Badan Pemuda Olahraga dan Pemberdayaan Perempuan. Bantuan itu dikelola olehnya untuk membuat ruang inokulasi.

Modal kecil

Untuk membudidayakan komoditas pertanian yang prospektif dan memiliki nilai ekonomis tinggi ini ternyata tidak memerlukan biaya yang cukup besar.

Untuk budi daya plasma, di mana hanya memerlukan pengerjaan inkubasi dan proses pemeliharaan diperlukan modal awal sekitar Rp7 juta hingga Rp9 juta. “Baglog yang sudah ditularkan bibit miselium (inokulasi) tinggal beli saja. Kami juga menyediakannya,” katanya.

Sedangkan untuk berbudidaya jamur tiram dari proses awal dengan kapasitas 3.000 baglog, diperlukan dana sekitar Rp15 hingga Rp20 juta. “Seperti usaha yang kami rintis ini, dana yang dikeluarkan sekitaran Rp20 juta,” katanya.

Omzet perhari yang dia dapatkan berkisar Rp110 ribu. Setiap hari, dia bisa memanen sekitar 3 kg jamur tiram. Harga jamur di pasaran yang sangat tinggi, menjadi keuntungan tersendiri untuk budidaya ini. Satu kemasan jamur dengan berat 2 ons dijual dengan harga Rp7.500.

Budidaya jamur tiram secara profesional banyak dilakukan para petani di Pulau Jawa termasuk daerah Sunda. Berbagai jenis jamur yang dikenal dan umum dikonsumsi masyarakat adalah jamur tiram, jamur Campignon (jamur kancing).

Mengonsumsi jamur diketahui banyak manfaatnya. Beberapa khasiatnya sebagai obat anemia, memperbaiki gangguan pencernaan, mencegah tumor, kanker, hipertensi, dan kencing manis serta dapat menurunkan kadar kolesterol.

Bahkan Ibnu Sina, bapak ilmu kedokteran, banyak menggunakan jamur pada resep pengobatan penyakit berbahaya,” kata Krisnadi. Disamping menjaga vitalitas (afrodiziak) baik untuk laki-laki maupun perempuan, jamur juga membantu mengatasi kekurangan gizi karena kaya akan vitamin.

Jamur juga dikenal mengandung berbagai macam asam amino yang bermanfaat bagi tubuh seperti leusine, isoleusine, valine, lysine, tritophan, treonine, methionine, phenylalanin dan Histidin. “Karenanya jamur disebut juga sebagai makanan para Dewa,” kata alumnus SMAN 1 Pontianak ini.

Salah satu makanan alternatif bagi para vegetarian karena rasanya seperti daging ayam ini juga banyak diekspor ke negara seperti Singapura, Taiwan, Jepang dan Hongkong.

Jamur Tiram: Teknik Pengeringan Jamur Tiram

Indonesia sangat kaya akan akan hasil sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, susu, dan daging. Semua jenis makanan ini mudah rusak selama perjalanan. Selama proses penyimpanan, sayuran segar berlangsung perubahan kimiawi yang akan mengubah penampilan, city rasa- dan kualitasnya. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh enzim. Salah satu cara untuk menjaga sayuran tetap segar dalam waktu yang relatif lama yaitu dengan menekan aktivitas enzim. Dalam hal inimelalui proses pengeringan.

Jamur merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki bentuk, warna sangat beragam dan rasa yang lezat jika dimasak. Jamur tiram merupakan salah satu tumbuhan yang hidupnya sapropit. Jamur tiram ini mudah rusak jika terlalu lama disimpan di udara terbuka, walaupun dalam lemari pendingin. Jamur akan lebih lama jika disimpan dalam keadaan kering (Sumoprastowo, 2000). Jamur yang di simpan dalam keadaan kering tahan sampai 1 tahun.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pengeringan jamur tiram dengan menggunakan oven gelombang mikro (microwave oven), meliputi penurunan kadar air, laju pengeringan, rehydrasi ratio, dan perubahan suhu selama proses pengeringan dan menentukan mutu hasil pengeringan jamur tiram dengan menggunakan oven gelombang mikro (microwave oven). Selain itu juga bermanfaat untuk memberikan informasi tentang pengeringan jamur tiram untuk meningkatkan kualitas penyimpanan dan peningkatan nilai ekonomi m asyarakat.

Penelitian yang dilakukan pada bulan Maret 2006 sampai Juli 2006, bertempat di Laboratorium Energi dan Elek-trifik-asi Pertanian (EEP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan adalah jamur tiram (Pleurotus ostreatus), yang diperoleh dari Teaching Farm Jamur Pangan, Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang dipergunakan antara lain: Oven gelombang mikro (Microwave oven) merk Elextrolux tipe EME 1920, kisaran Jaya 80-800 Watt input tegangan 220-
~y tegangan 230Volt, timbangan digital merk AND tipe EK 1200A kapasitas 1200 g x 0.1 g, oven pengering (Dryer) merk IKEDA RIKA tipe SS-240 D (220 V, 8 A), thermocouple, wadah pelastik, Hybrid recorder, dan cawan.

Metoda yang digunakan yaitu dimulai dari pembersihan jamur segar, di blanching, ditiriskan, kemudian dikeringkan dalam oven gelombano, mikro. Bahan sebelumnya ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan kadar air awal, kadar air akhir setelah dikeringkan, dan pengukuran rehidrasi ratio. Parameter yang diukur yaitu massy bahan meliputi massy awcl dal-, massy akhir bahan yang menjadidasar perhitungan kadar air bahan, pengukuran kadar air bahan meliputi kadar air bahan awal dan kadar air akhir bahan. Penentuan kadar air dilakukan dengan metoda oven, pengukuran suhu meliputi suhu bola kering dan suhu bola basah ruang microwave, suhu permukaan bahan dan suhu lingkungan, nilai rehidrasi dilakukan pada jamur tiram, dengan merendam pada air pangs dan air dingin. Dan pengujian mutu akhir hasil pengeringan.

flash penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa pada daya 80 Watt dihasilkan rendemen yang tinggi dibandin-k-an pada daya 160 Watt dan 240 Watt serta hasil pengerin-annya seragam. Meskipun suhu rata-rata tinggi tetapi masih di bawah batas suhu yang direkomendasikan yaitu dibawah 70T (Witi, 1990). Selan . utnya penelitian menggunakan daya 80 Watt dan diterapkan dengan menerapkan metoda perbedaan waktu untuk menentukan waktu tercepat dan terbaik untuk pengeringan jamur tiram (Pleurotus ostereatus) dengan menggunakan gelombang mikro.

Metoda I menggunakan waktu 80 menit dan dihasilkan kadar air yang masih tinggi dan laju pengeringan masih terns meningkat, serta suhu bahan menunjukkan suhu yang yang tinggi karena uap air yang dipanaskan masih jenuh.

Kemudian metoda II dilanjutkan sampai 160 menit dan menghasilkan yang sama dengan metoda 1. Kemudian pada metoda III yaitu sampai 240 menit dihasilkan kadar air menunjukkan dibawah 10 % Kabb, laju pengeringan menurun dan suhu bahan juga menurun karena ak-tivitas uap air van- dipanaskan oleh gelombang mikro sudah terhenti. Banyaknya Mangan yang dilakukan yaitu sebanyak 3 kali. Pada ulangan 1, kadar air yang dilnginkan terjadi pada menit ke-200, ulangan 11 pada menit ke-240 dan ulangan III pada menit ke-220. hal yang membedakan yaitu kandungan air disetiap ulangan berbeda.

Rendemen yang dihasilkan yaitu sekitar 8.5 % - 8.1 sangat kecil karena diakibatkan kandunuan air yang terkanduna dalam jamur tiram (Pleurotus ostereatus) sangat jenuh yaitu sekitar 90 %. Demikian juga pada saat di rehydrasi ratio, hasil yang dihasilkan kecil karena disebabkan pangs van(, diberikan pada jamur tiram selama proses pemblansiran. Karena pada proses pemblansiran terjadi kerusakan elastisitas dinding Bel dan komponen-komponen penyususun dinding. Pada hasil analisa mutu, tidak terjadi kerusakan komponen yang menyebabkan komponen pembentuk jamur tiram seperti protein dan karbohidrat berubah karena disebabkan pemanasan. Sehingga pengeringan dengan oven gelombang mikro ini baik untuk mempertahankan mutu dan kualitas dari produk itu sendiri.

Departemen Teknik Pertanian

Jamur Tiram: Ternyata Bisa Juga Dibuat Sate Jamur

Semarang, CyberNews. Penderita stroke, sate adalah makanan yang dihindari. Terlebih yang berbahan daging dengan kandungan kolesterol tinggi, seperti sate kambing dan sapi. Tapi kini, ada sate yang boleh dikonsumsi oleh penderita stroke.

Tak cuma aman, ia malah dipercaya punya khasiat menyembuhkan. Itulah sate jamur yang dijajakan Sularyadi (57) di Jalan Pamularsih dan Anjasmoro Raya, Semarang. Memang belum diselidiki secara medis, tapi menurut Sularyadi, khasiat makanan itu sudah terbuktikan oleh pengalaman.

Suatu ketika, ada seorang penderita stroke yang jajan di warungnya Jl Anjasmoro Raya. Kondisi cukup parah: Lumpuh dan tidak bisa bicara. Menurut seorang kerabat yang mengantar, orang itu sudah berobat ke mana-mana, termasuk dokter spesialis di sebuah rumah sakit ternama. Namun kesembuhan tak kunjung didapat.

Kebetulan, penderita stroke yang tinggal di Perumahan Puri Anjasmoro itu menyukai sate jamur Sularyadi. Hampir tiap dua hari sekali, ia ngiras. Tiga bulan berjalan, gejala stroke-nya berkurang. ''Sekarang, kondisi orang itu bahkan sudah pulih, bisa berjalan dan berbicara lancar,'' papar dia.

Seperti namanya, sate jamur berbahan dasar jamur. Lebih khusus jamur tiram. Sebelum dibakar di atas bara, jamur tiram segar direbus, untuk mengurangi kadar airnya. Setelah itu, dicampur bumbu sate kambing, seperti kecap, bawang merah, cabai, dan merica. Tak ketinggalan sebagai pelengkap, lalapan mentimun dan tomat.

Resep sate jamur, lanjut Sularyadi, ia ciptakan sendiri. Resep itu muncul dari hasil permenungan setelah berhenti bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan rokok, beberapa waktu lalu. Tak ingin berpangku tangan, lelaki itu memutuskan berjualan.

''Saya sering lihat acara kulinernya Pak Bondan (Bondan Winarno-Red) di televisi. Dari sana tercetus ide menjual makanan. Kebetulan saya juga suka makan sate kambing, tapi setelah mencoba-coba akhirnya tercipta resep sate jamur dengan bumbu sate kambing yang enak dan gampang dibuat itu.''

Saat menciptakan resep itu, pikiran Sularyadi hanya berfokus pada soal rasa. Kalau kemudian ada penderita stroke yang merasa beroleh kesembuhan setelah mengonsumsi sate jamur, ia tak pernah membayangkan. Karena bumbunya, sate jamur berasa mirip sate kambing. Jamur tiram yang dipotong kecil-kecil menyerupai daging. Kalau digigit terasa kenyil-kenyil.

Relatif murah

Mula-mula Sularyadi membuka warung sate jamurnya di Jalan Anjasmoro Raya, tepatnya di depan Apotek Daya Prima. Tak disangka, banyak orang yang menggemarinya. Sularyadi pun memutuskan membuka cabang di Jalan Pamularsih, tepatnya di seberang gedung SMA Ksatrian 1 Semarang.

Biasanya pembeli tertarik, mula-mula karena penasaran. Lalu setelah merasakan, banyak yang ketagihan dan menjadi langganan. Selain itu harga sate jamur relatif murah. Satu porsi hanya Rp 4.500. Makanan itu bisa disantap sendiri, atau dengan nasi. Sebagai teman, disediakan es bonavia, baik rasa mangga, maupun kelapa muda.

Lelaki yang mukim di Jalan WR Soepratman itu mengaku serius menjaga kualitas sate jamurnya. Agar rasanya optimal, jamur tiram yang ia datangkan dari Wonosobo, harus benar-benar segar. ''Jamur tiram tidak setiap hari ada di pasaran. Saya memilih tidak berjualan kalau tidak punya stok jamur segar. Disimpan di dalam kulkas, rasa dan aromanya akan terasa berubah,'' ujar Sularyadi.

( rukardi/cn05 )

Jamur Tiram: Kajian Mutu dan Daya Simpan Jamur tiram Dalam Trayfoam Dikemas Film Plastik

Kajian mutu dan daya simpan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus L) dalam tray-foam dikemas film plastik, ini merupakan hasil penelitian secara bertahap meliputi; (1) Penelitian pendahuluan, (2) Penelitian jenis film plastik dan suhu penyimpanan, serta (3) Penelitian rasio berat jamur per volume kemasan dan lama penyimpanan. Tujuan penelitian ini mempelajari, jenis film pengemas, suhu penyimpanan, rasio berat jamur segar tiap kemasan dan lama penyimpanan terhadap mutu dan daya simpan jamur tiram segar
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Tanaman Hortikultura dan Teknologi Makanan Politeknik Negeri Lampung, dari bulan April sampai Juni 2005. Bahan penelitian utama adalah jamur tiram segar, 3 jenis film plastik ketebalan 0.03 mm (polipropilen, polietilen low density (LDPE), polietilen hight density (HDPE), trayfoam ukuran 15x 15 x 5 cm. Alat yang digunakan berupa; Refrigrator/Inkubator, timbangan/neraca, sealer film plastik 30 cm, hand refraktometer, pH meter, dan alat titrasi.
Penelitian dilakukan mengikuti rancangan faktorial dalam waktu dengan rancangan lingkungan acak kelompok lengkap dalam 3 ulangan. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk memgetahui kriteria panen dan perlakuan pascapanen jamur tiram sebagai dasar perlakuan berikutnya. Perlakuan penelitian kedua berupa jenis film plastik pengemas 3 taraf (polietilen low density (LDPE) (P1), polietilen hight density (HDPE) (P2), polipropilen (P3) dan suhu penyimpanan 2 taraf (5'C (Si) dan 10'C (S2). Sedangkan perlakuan penelitian ketiga berupa; rasio berat jamur segar tiap kemasan 3 taraf (13% (B1), 26% (B2), dan 39% (B3) dan lama penyimpanan 4 taraf (5 hari (WI), 10 hari (W2), 15 hari (W3), dan 20 hari (W4). Peubah yang diamati berupa : (1) Mutu fisik dan (2) Daya simpan (hari). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program Minitab dan uji Turkey (BNJ) pada tingkat nyata 0.01 dan 0.05, diikuti analisis kecendrungan dengan regresi polinomial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jenis film plastik polipropilen tebal 0.03 mm sebagai kemasan jamur tiram butih yang dipanen dengan kriteria bentuk tudung bulat, sisi tudung belum pecdh eitau bentuk tudung bulat, sebagidh sisi tudung telh berberigi/pecah maksimal 25%, tanpa menyertakan tangkai dan bertangkai t I CM yang disimpan pada suhu 5'C dapat mempertahankan perubahan fisik, kimiawi, dan menghasilkan daya simpan jamur tiram segar lebih lama; (2) Rasio berat jamur per volume kemasan 39% yang disimpan pada suhu 5'C menghasilkan perubahan mutu fisik dan kimiawi jamur tiram segar lebih baik dengan daya simpan selama 17-20 hari; (3) Mutu fisik, kimia, dan daya simpan jamur tiram segar terus menurun sejalan dengan lama penyimpanan dan dipengaruhi secara simultan oleh kriteria panen, perlakuan pascapanen, jenis film pengemas, suhu penyimpanan, dan rasio berat jamur per kemasan.
Sumber artikel: Erie Maulana Sy

Kamis, 05 Februari 2009

Jamur Tiram : Antara untung dan rugi

Tiram, rasanya enak dan teksturnya lembut seperti daging ayam. Konon, jamur tiram atau Pleurotus ostreatus sangat baik bagi tubuh karena rendah kolesterol dan bisa membantu terapi penyembuhan penyakit, seperti asma atau kanker. Wajar, budidaya jamur tiram berkembang pesat. Permintaan pun semakin tinggi.

Siang itu udara di ruangan bertembok bilik kayu terasa lembab. Tampak dua rak kayu yang saling berhadapan memenuhi ruangan 30 meter persegi itu. Terlihat ratusan polibag yang posisinya rebah dan saling berselang saling seperti zig zag.

Di bagian atas polibag tampak tudung kecil seperti cangkang tiram berwarna putih. Inilah tanaman jamur tiram, atau dalam bahasa latinnya Pleurotus ostreatus.

Pembudidaya jamur tiram itu adalah Asepta Suryawardana. Petani pemilik usaha jamur itu mengatakan, budidaya jamur tiram sangat menguntungkan. Pasalnya, jamur tiram adalah jamur pangan yang memiliki banyak manfaat. Jamur tiram bisa membantu terapi penyembuhan penyakit seperti asma hingga kanker. "Jamur tiram yang teskturnya seperti ayam, juga favorit vegetarian atau orang yang tidak mau memakan daging,' kata lelaki berusia 37 tahun itu.

Permintaan jamur tiram juga cukup tinggi. Dia sendiri biasanya menjual 5 kilogram sampai 6 kilogram,jamur tiram per hari. "Bahkan, permintaan pernah mencapai 17 kilogram per hari," ujar petani jamur di Malang, Jawa Timur itu.

Umumnya harga jamur di tingkat konsumen Rp 11.000,- s/d Rp 13.000,-. Suatu haga yang cukup beralasan mengingat usaha budidaya jamur ini sangat tingg resikonya.Tak jarang para petualang bisnis yang coba-coba akhirnya banyak yang gulung tikar.

Untung, permintaan masih bisa diimbangi pasokan. Selain dari petani, jamur tiram juga ada yang berasal dari budidaya menengah dan besar. "Tapi, semua punya pasar sendiri-sendiri. Jadi kami saling mengisi," katanya.

Kini, budidaya jamur tiram semakin ngetren. Pasalnya, permintaan jamur tiram masih tinggi. "Bahkan, sebagian pengumpul sudah ada yang mengekspor," katanya. Asepta sendiri mampu memanen 17 kilogram jamur tiram dari 6.000 polibag per hari.

Tapi, budidaya jamur tiram ini tidak selamanya mulus, karena ada beberapa kendala. Misalnya, cuaca panas yang bisa mengganggu kelembaban ruangan dan media tanam. Maklum, jamur tiram hanya bisa tumbuh dengan kelembaban udara berkisar antara 60 persen hingga 70 persen.

Sedangkan Agung Hidayanto, pemilik usaha serupa di Blitar, Jawa Timur mengaku bisa memanen 30-50 kilogram jamur dram per hari. Selain jamur, dia juga menjual bibit jamur dan media tanam. "Kami sering menerima pesanan dari petani jamur," katanya. Biasanya, dia menjual 10.000 log dengan harga Rp 2.500 per polibag. (Meifita Dian Handayani, Sam Cahyadi)

Jamur Tiram : Jamur Tiram untuk Antikolesterol..!

Khasiat jamur bagi kesehatan tubuh memang terbukti. Selain mengandung berbagai macam asam amino essensial, lemak, mineral, dan vitamin, juga terdapat zat penting yang berpengaruh terhadap aspek medis. Sejak berabad-abad lalu, jamur sudah menjadi makanan istimewa sehingga banyak orang menjadi penggemar.

Sudah turun-temurun masyarakat Jepang dan Cina melengkapi menu dengan jamur. Bukan saja kelezatan rasa, tetapi juga tinggi nilai gizinya. Orang Yunani kuno percaya, makan jamur menyebabkan seseorang menjadi lebih kuat dan sehat. Hasilnya mereka lebih kuat, berani dan perkasa. Firaun, Raja Mesir yang terkenal sangat keji, penghobi berat makan jamur. Saking istimewanya, raja itu menyebut jamur sebagai makanan para dewa.

Kandungan gizi

Tidak hanya menyedapkan, jamur mempunyai kandungan gizi cukup baik. Komposisi kimia yang terkandung tergantung jenis dan tempat tumbuhnya. Dari hasil penelitian, rata-rata jamur mengandung 19-35 persen protein. Dibanding beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen), ia berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur, sekitar ada sembilan jenis dari 20 asam amino yang dikenal. Yang istimewa 72 persen lemaknya tidak jenuh, jamur juga mengandung berbagai jenis vitamin, antara lain B1 (thiamine), B2 (riboflavine), niasin dan biotin. Selain elemen mikro, jamur juga mengandung berbagai jenis mineral, antara lain K, P, Ca, Na, Mg, dan Cu. Kandungan serat mulai 7,4-24,6 persen sangat baik bagi pencernaan. Jamur mempunyai kandungan kalori yang sangat rendah sehingga cocok bagi pelaku diet.

Hasil studi di Massachusett University menyimpulkan bahwa riboflavin, asam Nicotinat, Pantothenat, dan biotin (Vitamin B) masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak. Hasil penelitian dari Beta Glucan Health Center menyebutkan bahwa jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mengandung senyawa Pleuran (di Jepang, jamur tiram disebut Hiratake sebagai jamur obat), mengandung protein (19-30 persen), karbohidrat (50-60 persen), asam amino, vit B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (Niacin), B5 (asam panthotenat), B7 (biotin), Vit C dan mineral Calsium, Besi, Mg, Fosfor, K, P, S, Zn. Dapat juga sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, dan antioksidan.

Para peneliti dari Ujagar Group (India) menyampaikan, bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus dengan alasan: 100 persen sayuran dan bersih; mengandung protein tinggi dan kaya vitamin-mineral; rendah karbohidrat, lemak dan kalori; bagus untuk liver, pasien diabetes, dan menurunkan berat badan; berserat tinggi membantu pencernaan; antiviral dan antikanker; mudah memasaknya dan mudah dicerna; dan jamur tiram merupakan jamur yang paling enak rasanya dibanding jamur pangan lainnya.

Dari hasil penelitian Departemen Sain, Kementerian Industri Thailand, jamur tiram (Oyster mushroom) mempunyai kandungan: protein 5,94 persen, karbohidrat 50,59 persen, serat 1,56 persen, lemak 0,17 persen, abu 1,14 persen. Per 100 gram jamur tiram segar, mengandung 45,65 kalori, 8,9 miligram (mg) kalsium, 1,9 mg besi, 17,0 mg fosfor, 0,15 mg vitamin B-1, 0,75 mg vitamin B-2, dan 12,40 mg Vitamin C. Jamur juga mengandung folic acid yang cukup tinggi, konon mampu menyembuhkan anemia.

Sebagai perbandingan, tempe yang terbuat dari kedelai yang kaya serat dan juga sebagai sumber berbagai nutrien seperti calsium, Vitamin B, dan besi, mempunyai kandungan sebagai berikut: kalori 204, protein 17 gram, lemak 8 gram, karbohidrat 15 gram, calium 80 mg, Fe (Besi) 2 mg, dan Zn 0,2 mg.

Bisa dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram dan Vitamin C-nya juga 0,0 gram. Maka, kandungan gizi jamur masih lebih komplet sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.

Antikolesterol

Disebutkan bahwa para peneliti penyakit kanker menyarankan bahwa sebaiknya manusia mengonsumsi daging merah tidak lebih dari tiga ons per hari atau kurang dari itu. Daging tersebut adalah daging sapi, kerbau, kambing, dan babi yang dapat menyebabkan risiko lebih tinggi sebagai penyebab kanker usus, dan juga kemungkinan payudara, prostat, pankreas, perut, dan kanker ginjal. Kecil kemungkinan terkena kanker apabila mengonsumsi ayam dan ikan, dan untuk beberapa kasus malahan dapat melawan kanker. Sehubungan dengan hal itu, untuk yang senang mengkonsumsi burger disarankan untuk diselang-seling dengan ayam, seafood, sayuran, dan jamur (Anonympus, 1999).

Saat ini beberapa jamur digunakan sebagai obat untuk melawan kolesterol, kanker, dan AIDS. Senyawa aktif jamur yang terkandung dikabarkan dapat sebagai antijamur, antibakteri, dan antivirus dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan dapat membunuh serangga dan nematoda. Pada tahun 1960, para peneliti berhasil menemukan pengaruh beberapa jamur sebagai antitumor. Komponen aktif yang dimaksud adalah polysaccharida, dan khususnya adalah Beta - D - Glucans. Sebagai standardisasi produk dari jamur tiram (Plurotus ostreatus dan P. eryngii) disebut Plovastin yang dipasaran sebagai suplemen penurun kolesterol. Komponen aktif dari Plovastin adalah statin, secara baik menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia (Itzkovich, 2001).

Hasil dari penelitian Bobek (1999) dari Research Institute of Nutrition Bratislava tentang "Natural products with hypolipemic and anti oxidant effect". Telah dilakukan studi pada sebuah grup dengan 57 laki-laki: perempuan = 1:1, usia setengah umur, dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama satu bulan mereka mengonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulan, secara statistik sangat menjanjikan, yakni kolesterol dan serum turun 12,6 persen dan triglycerol turun 27,2 persen. Jamur tiram juga mempunyai efek antioksidan dengan turunnya hasil peroksidasi di dalam eritrosit.

Beta-1,3/1-6-Glucan secara alami berasal dari polysaccharida yang secara intensif dipelajari sejak tahun 1950 sebagai antitumor dan perangkat immunostimulating (pemicu kekebalan). Pleuran adalah Beta- 1,3/1-6-Glucan diisolasi dari jamur tiram yang mempunyai kandungan polysaccharida tinggi, biasa digunakan untuk cream, salep, suspensi, dan bedak untuk perawatan wajah di dunia oleh peneliti dan perusahaan kosmetik untuk formulasinya (Contoh; Estee Lauder dan Clinique). Konsentrasi 0,5-2,00 persen. Perawatan wajah ini berguna untuk mengikat air, melembabkan kulit dan anti-inflamasi. Percobaan pada 121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 persen kondisinya membaik, 18,2 persen sembuh total (Kuniak et al, 1995. Faculty of Pharmacy and STV, Batislava, Slovak Republic in Beta Glucan Health Center, www.glucan.com/therapy 2002).

Sumber: Kompas, Jum'at 30 Agutus 2002