Minggu, 25 Januari 2009

Jamur Tiram: Jenis Jamur

Kelezatan jamur sudah banyak yang tahu, selain mudah disulap menjadi berbagai macam olahan, jamur juga merupakan hidangan favorit kaum vegetaris.

Bak jamur dimusim hujan, akhir-akhir ini berbagai jenis jamur banyak dijual di pasaran. Baik dalam keadaan segar maupun kering. Jamur makin disuka karena kandungan gizinya yang tinggi dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Lalu, dari sekian banyak kerabat jamur, jenis manakah yang paling lezat disajikan di meja makan?


Jamur merang:
Warna tudungnya ada beberapa macam, antara lain putih bersih, abu-abu dan hitam tergantung pada bibitnya dan cara budidayanya. Paling enak jamur ini dimasak ketika tudungnya belum mekar.


Jamur champignon:
Di sini dikenal dengan nama jamur kancing. Termasuk dalam jenis jamur bunga putih. Jamur jenis ini dibudidayakan khusus di daerah beriklim sejuk. Biasanya dijual segar atau dalam kaleng. Selain itu, jamur ini juga dapat diawetkan dengan cara dikeringkan untuk tepung jamur atau keripik jamur.


Jamur kuping:
Dinamakan demikian karena bentuknya mirip daun telinga alias kuping. Teksturnya lunak dan lentur saat masih segar. Warna dan ukurannya bervariasi, tergantung jenisnya. Jamur kuping hitam (black jelly), berwarna agak kemerahan dan berukuran relatif lebar. Jamur kuping agar (white jelly), berwarna putih, ukurannya lebih kecil dan tipis. Lebih sering digunakan dalam masakan Cina.


Jamur tiram:
Biasanya disebut dengan oyster mushroom. Tangkai tudungnya tidak tepat di tengah dan tidak bulat benar, melainkan menyerupai cangkang tiram. Ukuran dan warna tudungnya pun bervariasi, tergantung dari jenisnya. Jamur tiram putih (white oyster), warna tudungnya putih susu sampai putih kekuningan dan bergaris tengah 3-14 cm. Jamur tiram abu-abu, warna tudungnya abu-abu kecoklatan sampai kuning kehitaman dan lebarnya 6-14 cm. Jamur tiram cokelat (tedokihiratake atau abalon), warna tudungnya keputihan atau sedikit keabuan sampai abu-abu kecokelatan dan berdiameter 5-12 cm. Jamur tiram pink (pink oyster atau sakura shimeji), disebut demikian karena tudungnya berwana kemerahan. Jamur tiram umumnya dijual dalam kemasan kaleng dan jarang sekali dijual dalam keadaan segar, karena jamur ini banyak mengandung air sehingga mudah busuk.


Jamur payung:
Dalam bahasa Jepang disebut shiitake, sedangkan dalam bahasa Cina disebut hioko. Di indonesia sendiri orang biasanya menyebutnya dengan nama jamur jengkol, hal ini karena bentuk dan aromanya seperti jengkol. Jamur ini berwarna kuning kecokelatan dengan tudung berdiameter 3-10 cm. Dalam keadaan segar jamur ini sedikit kenyal, tetapi setelah kering menjadi liat. Harganya relatif mahal karena selain rasanya enak jamur ini juga berkhasiat mengobati penyakit kanker dan hepatitis B. Biasanya dijual dalam keadaan segar dan kering.


Jamur morel:
Berjuluk rajanya jamur di kawasan Eropa, karena rasanya yang sangat enak. Banyak ditemukan pada saat musim semi dan awal musim gugur. Untuk mendapatkan kelezatan berlipat ganda, jamur ini harus dimasak dengan keahlian khusus. Banyak dijual dalam bentuk kering atau kalengan.


Jamur ling zhi:
Selain rasanya sangat enak jika dimasak sup, jamur ini juga berkhasiat mencegah dan mengobati penyakit influenza.


Jamur emas:
Golden mushroom ini sering juga disebut sebagai jamur kuritake. Jamur ini berbentuk ramping mirip dengan bentuk taoge.


Jamur boletus:
Jamur ini sangat terkenal di kawasan Eropa karena aroma, rasa dan kelezatannya yang khas, terutama ketika jamur ini masih muda.


Jamur nomeko:
Disebut juga dengan jamur kepala monyet. Meskipun berbulu, rasanya sangat enak. Di Indonesia, jamur ini tidak terlalu populer sehingga jarang ditemukan di pasaran.


Jamur black truffle:
Merupakan jamur hutan yang disebut juga black pearl atau black queen. Harganya sangat mahal dan sukar diperoleh. Sebab, jamur ini tumbuh di bawah permukaan tanah yaitu sedalam 10-30 cm.


Jamur cepe:
Batangnya menggelembung menyerupai batang pohon. Banyak dibudidayakan di negara Eropa. Jamur ini dapat dimakan mentah untuk salad dan sangat lezat dibuat campuran omelet.

Artikel Source : http://www.hanyawanita.com

Kamis, 22 Januari 2009

Jamur Tiram : Aneka Masakan Jamur Tiram

Resep Masakan Jamur Tiram

Sup Jamur

Bahan :

  • Jamur tiram
  • Sayuran
  • makaroni

Bumbu :

  • Bawang putih
  • Bawang merah goreng
  • Kaldu
  • Merica bubuk
  • Bumbu penyedap
  • gula dan garam

Cara Masak :

  1. Bawang putih ditumbuk halus,ditumiskan dan dimasukkan dalam kuah mendidih.
  2. Masukkan sayuran,makaroni dan jamur tiram lalu tambahkan garam,merica bubuk,sedikit gula.
  3. Setelah masak,angkat dan taburi bawang merah goreng.

Lumpia Isi Jamur Tiram

Bahan :

  • Kulit lumpia
  • Jamur tiram,sayuran dan telur

Bumbu :

  • Bawang merah
  • Bawang Putih
  • merica bubuk
  • garam dan bumbu penyedap

Cara Masak :

  1. Bawang merah/putih diiris-iris lalu ditumis sampai layu.
  2. Masukkan irisan jamur dan sayuran dan diaduk-aduk sampai layu pula.
  3. tambahkan garam,merica,bumbu penyedap. Aduk sampai rata dan tambahkan telur yang telah dikocok dan lanjutkan pemasakan isi lumpia sampai matang.
  4. Isikan pada kulit lumpia lalu digoreng.

Kentucky Jamur Tiram

Bahan :

  • Jamur tiram
  • Telur
  • Tepunt terigu
  • Minyak goreng

Bumbu :

  • Bumbu instan

Cara masak :

  1. Cuci jamur tiram. balur dengan putih telur lalu balur dengan tepung terigu yang sudah dicampur dengan bumbu instan.
  2. Masak (goreng) sampai panas dan hidangkan dengan saus.

Jamur Tiram Tumis Nanas

Bahan :

  • Jamur tiram
  • Nanas
  • Tepung tapioka

Bumbu :

  • Garam
  • gula
  • cabe
  • cuka

Cara masak :

  1. Jamur direbus lalu dipotong-potong
  2. Nanas dipotong-potong,lalu ditumis bersama cabe sampai lalu.
  3. Selanjutnya masukkan jamur dalam tumis tersebut.
  4. Tambahkan garam,gula,cuka sesuai selera.
  5. Lumatkan tepung tapioka (tepung jagung) dalam air dan tuangkan dalam tumis tersebut dan masak sampai mengental.

Acar Jamur Tiram

Bahan :

  • Jamur tiram
  • Minyak wijen

Bumbu :

  • Bawang putih
  • Cabe
  • Kecap
  • Vetsin
  • Cuka

Cara masak :

  1. Jamur tiram direbus lalu dipotong-potong. Bawang putih dan cabe diiris-iris lalu dicampur kecap,vetsin,cuka dan mimyak wijen.
  2. Selanjutnya,campurkan dan aduk merata semua bahan dan bumbu-bumbunya.

Timlo Jamur Tiram

Bahan :

  • Jamur tiram
  • Daging ayam
  • Udang
  • Wortel
  • Kapri
  • Sayuran
  • Kentang
  • Seledri

Bumbu :

  • Bawang merah goreng
  • Bawang putih
  • Lada
  • Kecap
  • Garam

Cara Masak :

  1. Daging ayam direbus dalam air. Wortel dan jamur diiris sesuai selera. Kentang diiris lalu digoreng.
  2. Tumbuk (lumatkan) udang yang sudah dikupas kulit dan kepalanya bersama bumbu-bumbu lalu ditumis.
  3. Masukkan tumisan tersebut dalam kuah lalu masukkan sayuran kedalamnya. Kemudian tambahkan kecap dan cuka secukupnya dan masak sampai bau sedap.

Jamur Tiram : Kandungan Gizi jamur Tiram

ABSTRAK

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur yang hidup di kayu mudah dibudidayakan menggunakan substrat serbuk kayu dan diinkubasikan dalam kumbung. Jamur tiram termasuk jamur pangan potensial yang mempunyai nilai gizi tinggi, dengan kandungan senyawa aktif mampu mengendalikan kesehatan manusia. Pelaksananan kegiatan produksi jamur tiram pada tahun anggaran 2001 telah dipersiapkan 10.000 log menjadi 3 periode penanaman ke dalam 2 unit kumbung. Untuk menjaga kesinambungan produksi maka pada tahun anggaran 2002 kegiatan diarahkan pada proses pemeliharaan hingga panen dan diseminasi melalui kegiatan pelatihan. Dari 3 periode tanam menunjukkan adanya peningkatan produksi jamur bertahap dari periode I sampai pada periode III. Kecenderungan ini ada hubungannya dengan tingkat pemahaman petani dalamproses pemeliharaan jamur tiram

Latar Belakang

Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. merupakan jamur konsumsi termasuk kedalam Klas Bosidiomycetes. Spesies jamur tiram, Pleurotus ostreatus selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi. Selain itu masih banyak species jamur tiram lainnya dari Genus Pleurotus yang telah dibudidayakan antara lain Pleurotus umbellatus, P. flabellatus, P. dryngeus, P. sajor caju, P. iringii, P. abalonus. Jamur tiram yang banyak dikenal oleh petani jamur Indonesia secara umum antara lain : Tiram putih (Pleurotus ostreatus), jenis ini memiliki tangkai bercabang. Disebut jamur tiram putih karena jamur ini memang berwarna putih, tudungnya bulat 3-15 cm. Tiram abu-abu (Pleurotus cystidius), jenis jamur ini tangkainya tidak bercabang, tudung bulat dengan diameter lebih kecil dibandingkan dengan tiram putih. Tiram abu-abu keunggulannya mempunyai rasa manis. Tiram raja (Pleurotus umbellatus), atau King oyster tidak bercabang, tudung besar berwarna kecoklat-coklatan dan pecah-pecah bagian pinggirnya.
Kandungan protein jamur tiram rata-rata 3,5-4% dari berat basah. Berarti proteinnya dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Bila dihitung dari berat kering jamur tiram kandungan proteinnya adalah 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan susu sapi 25,2%. Jamur tiram juga mengandung sembilan asam-asam amino esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Kandungan lemak jamur tiram setidaknya 72% dari total asam-asam lemaknya adalah asam lemak tidak jenuh. Jamur tiram juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama kelompok vitamin B, vitamin C dan provitamin D yang akan diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup tinggi. Jamur merupakan sumber mineral yang baik, Kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Namun, jamur juga merupakan sumber mineral minor yang baik karena mengandung seng, besi, mangan, molibdenum, kadmium, dan tembaga. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Mg mencapai 56-70 persen dari total abu, dengan kandungan kalium sangat tinggi mencapai 45 persen. Menurut Chang dan Miles kandungan logam berat itu masih jauh di bawah batas yang ditetapkan dalam undang-undang Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954. Oleh karena itu jamur tiram sebagai sayuran adalah aman dikonsumsi setiap hari, sumber yang baik untuk asam-asam amino yang diperlukan dalam membentuk protein dalam tubuh, sumber yang baik untuk vitamin terutama vitamin B1, B2 dan provitamin D2, dan sumber mineral terutama kalium dan fosfor.
Jamur tiram bisa hidup pada daerah yang bersuhu antara 10 s/d 32 oC. Artinya bila suhu <10>oC jamur tiram tumbuh kurang baik demikian pula apabila >32oC. Adapun pertumbuhan optimum jamur tiram adalah pada suhu 25-26 oC. Secara alamiah di Indonesia daerah yang mempunyai suhu 25-26 oC terdapat pada daerah dataran tinggi kira-kira pada ketinggian 500-1000 m dpl.
BPPT dalam pelaksanaan kegiatan IPTEKDA bekerjasama dengan PT. Tata Agro Nusantara Indah (TANI) membuat unit pilot percontohan budidaya produksi jamur tiram di Kabupaten Subang Jawa Barat. Kabupaten Subang dengan ketinggian 600 m dpl. dengan suhu rata-rata 24oC potensial untuk usaha budidaya jamur tiram. Menurut catatan TANI tahun 2001 bahwa dari hasil uji coba produksi jamur tiram di Karawang yang mempunyai suhu rata-rata 30 oC menunjukkan bahwa dari bibit dalam log berat 1 kg, dapat dipanen jamur 1-1,5 kg/log dari kemungkinan 1,5-2,0 kg jamur/log. Biasanya jamur tiram yang ditanam di dataran tinggi memiliki tudung lebih lebar dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah. Tentunya hasil panen harapan untuk di daerah Subang akan berbeda.

Kesimpulan

  • Jamur tiram dapat ditumbuh kembangkan pada media serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik.
  • Pemeliharaan dapat dilakukan di dalam kumbung yang difasilitasi hujan buatan, disusun diatas rak secara vertikal.
  • Pertumbuhan dan produksi jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sehingga peranan ketekunan pemelihara sangat menentukan.
  • Kegiatan percontohan budidaya jamur tiram di desa Tambakan telah menjadi perhatian dan rujukan oleh masyarakat jamur di desa lain.
Sumber Artikel : Prosiding Seminar Teknologi untuk Negeri 2003, Vol. II, hal. 123-126 /HUMAS-BPPT/

Rabu, 21 Januari 2009

Jamur Tiram : Usaha Jamur Tiram

AGRIBISNIS jamur tiram, di Nusa Tenggara Barat, sampai saat ini masih tergolong hal baru. Di Jawa dan Bali, bisnis ini sudah cukup lama dikenal. Di Lombok, tidak banyak bahkan bisa dikatakan hanya satu dua saja yang menggeluti usaha ini. Salah satunya adalah usaha yang dirintis Ir. M. Mahrup Kaseh sejak tahun 1989. Hingga kini usaha itu masih bertahan dan terus melakukan inovasi pada teknik budidaya dan pengembangan pemasarannya sehingga menjadi agribisnis yang utuh dan mudah dilaksanakan sebagai teknologi tepat guna yang ramah lingkungan.

Pengembangan teknik budidaya ini dipermudah dengan menggunakan bibit sebar dedan dengan media yang mudah dan murah. Alat pres dan alat sterilisasi direkayasa sendiri sehingga mudah dilaksanakan dengan hasil yang baik. “Teknik dan alat yang digunakan merupakan hasil pencarian terus menerus,” ungkap pensiunan PNS ini yang mengaku, belajar membudidayakan jamur lewat buku, potongan-potongan koran, majalah dan informasi yang ia kumpulkan.
Di Mataram, menurut, Ir. Parman, Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, yang selama ini peduli dalam penelitian dan permasalahan jamur, animo masyarakat untuk membudidayakan jamur ini terbilang kurang. “Padahal untuk komoditi ekspor usaha ini sangat menjanjikan,” katanya.
Berbeda dengan jamur merang yang perlu ruangan tertutup dan hangat serta kedap udara, jamur tiram tidak memerlukan suhu tertentu atau ruang kedap udara. “Pada suhu biasa, jamur tiram bisa tumbuh dengan baik,” lanjutnya. Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna putih, sementara warna coklat dan merah muda tidak. Menyoal rasa dari jamur tersebut, ungkap Parman, tergantung medianya. Sementara itu, untuk menghasilkan jamur sesuai warnanya tergantung pada warna asal bibit yang ditanam.-niek
Cermati Ciri-ciri Jamur Beracun
SECARA umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge, sawi. “Karena kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas tanpa memperhitungkan banyaknya,” kata Ni Nyoman Widarmini, S.K.M. Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum, Mataram.
“Tentunya, jamur yang boleh dimakan atau tidak beracun,” ungkap Ir. Parman, Ph.D. Menurutnya, jamur tiram, yang berkembang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah muda. Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami pelapukan atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu.
Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan. Jamur yang tergolong beracun dan tidak dapat dikonsumsi, lanjutnya, jika jamur tiram misalnya, tumbuh di kayu yang masih hidup, tumbuh di bangkai, kotoran ayam atau binatang ternak. “Jika termakan, jamur jenis ini akan menyebabkan keracunan dan dalam konsentrasi racun tinggi dan bisa menyebabkan kematian,” ujarnya.
Ciri-ciri jamur beracun antara lain, umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat lingkaran menyerupai cincin. Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan jamur beracun. Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong terdapat cairan kekuning-kuningan dan berlendir. “Jika terdapat tanda-tanda tersebut, sebaiknya jamur ini jangan dikonsumsi,” saran Parman. Jamur ini biasanya tumbuh liar, sementara jamur yang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir membeli jamur apalagi yang sudah dalam kemasan.
Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering terdapat perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya terdapat 15 kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat besi 1,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg.
Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9 gr, karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak mengandung vitamin C. “Jamur segar maupun jamur kering keduanya tidak mengandung vitamin A,” ujar Nyoman yang sudah 15 tahun bekerja di Instalasi Gizi ini. - niek
Belum Mampu Memenuhi Permintaan
BUDIDAYA jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang dilakukan Mahrup, bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain memakai bahan yang mudah dan murah, Mahrup juga membuat sendiri bibit induk dan bibit sebar jamur tiram ini, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bibit.
Dalam waktu dua setengah bulan bibit tersebut sudah dapat dipakai, lebih cepat ketimbang proses yang selama ini dikenal yang memakan waktu sekitar empat bulan. Membuat bibit induk dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media antara lain dedak halus dan tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat adonan atau pasta (perbandingan 2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang direkayasa sendiri.
Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung gampang. Setelah polybag-polybag dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian atasnya dan disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan berpengaruh pada berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa lebih cepat, kata Mahrup. Lama kelamaan, polybag-polybag tersebut nantinya akan kelihatan memutih di seluruh permukaannya. “Jika sudah putih semua, polybag tersebut dapat dipindahkan ke ruang produksi,” ujar Mahrup.
Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap pagi serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan serta merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka kapas penutup mulut polybag dibuka beberapa sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15 hari dalam ruang produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut polybag. Tidak lama setelah itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan panen pertama pun bisa dimulai.
Selain menjual jamur segar, Mahrup juga menyediakan polybag-polybag berisi jamur tiram berumur sehari untuk dijual. “Artinya, kami menjual jamur yang sudah keluar dan kemungkinan sudah tidak lagi terkontaminasi,” katanya. Untuk pemasaran polybag jamur siap panen ini, Mahrup memakai sistem mitra, mereka yang sengaja membeli polybag-polybag jamur siap panen tersebut. Sampai saat ini, ia memiliki setidaknya enam mitra yang rutin mengambil masing-masing 200 polybag tiap bulannya. Di samping itu, pemasaran dilakukan di pasar-pasar tradisional sekitar Mataram.
Permintaan akan jamur siap panen dalam polybag tersebut, menurutnya, sangat tinggi, hanya saja ia belum mampu menyediakannya. Tahun 2005 ini ia telah membuat bibit lebih banyak dari biasanya, serta sedang melakukan proses percobaan pada kemungkinan bisa menambah berat jamur tiram saat dipanen setidaknya dua ons. Di rumahnya, tempat budidaya jamur tiram sampai saat ini, Mahrup telah banyak memberikan pelatihan-pelatihan pada mahasiswa tentang budidaya jamur tiram juga sebagai tempat PKL, sumber bahan penelitian dan konsultasi teknologi serta menjadi tempat tujuan agrowisata yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di NTB. –niek

Source Artikel : http://www.cybertokoh.com/news/jamur.htm

Kamis, 15 Januari 2009

Jamur Tiram : Seputar jamur tiram

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) atau jamur tiram putih adalah jamur pangan dengan tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem.

Tubuh buah memiliki batang yang berada di pinggir (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau King Oyster Mushroom.

Tubuh buah mempunyai tudung yang berubah dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih dengan permukaan yang hampir licin dengan diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat.

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang.

Pembudidayaan jamur tiram biasanya dilakukan dengan media tanam serbuk gergaji. Selain campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram merupakan bahan baku obat statin.

Jamur tiram diketahui membunuh dan mencerna nematoda yang kemungkinan besar dilakukan untuk memperoleh nitrogen.

Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Fungi
Filum: Basidiomycota
Kelas: Homobasidiomycetes
Ordo: Agaricales
Famili: Tricholomataceae
Genus: Pleurotus
Spesies: P. ostreatus
Nama binomial
Pleurotus ostreatus
Champ. Jura. Vosg. 1: 112, 1872